Selasa, 25 Agustus 2009

Warga Cipari Minta Perbaikan Jalan Cipari-Carui

CILACAP. Dalam rangkaian tarhim putaran kedua di Kecamatan Cipari, Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, didampingi Sekretaris Daerah Muslich, S.Sos,MM dan Kepala Dinas Instansi, mengadakan tatap muka dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Tatap muka yang berlangsung menjelang adzan magrib, dilaksanakan di pendopo kecamatan Cipari, Selasa (24/08).

Dalam tatap muka tersebut, salah seorang tokoh masyarakat, kyai H. Tufatul Murid mengusulkan agar jalan yang menghubungkan Cipari – Carui sepanjang 30 kilometer untuk segera diperbaiki. Mengingat jalur tersebut, merupakan jalur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya dalam memperlancar arus transportasi, baik orang maupun barang, dan memperlancar arus pelayanan kepada masyarakat. Jalur Cipari –Carui melintasi beberapa desa seperti, Cisuru, Mekarsari, Pegadingan, Karangreja, dan Kutasari.

Dari beberapa desa yang dilalui, jalur yang rusaknya paling berat adalah jalur Kutasari – Carui. Sementara jalur lainnya sudah pernah mengalami perbaikan, namun dalam perkembangannya telah rusak kembali.

Camat Cipari Warsono, SH, M Hum, dalam kesempatan tersebut menjelaskan, berkaitan dengan jalur Cipari – Carui, pihaknya telah memasukan perbaikan jalan tersebut dalam musrenbang sejak tahun 1998. Namun beberapa kali diusulkan belum mendapatkan prioritas untuk diperbaiki. Kepada Wabup, warsono, minta agar pembangunan sarana dan prasarana desa kedepan dananya lebih ditingkatkan lagi.

Menanggapi permintaan tersebut, Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, akan memperhatikan permintaan warga masyarakat tersebut. Langkah-langkah yang akan diambil diantaranya memerintahkan kepada dinas teknis untuk segara melakukan pantauan ke lapangan.

Seusai melakukan tatap muka, dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan sholat magrib di Pendopo Kecamatan Cipari. Selanjutnya rombongan tarhim Wabup menuju desa Serang Cipari, guna melakukan sholat tarawih, di masjid pondok pesantren Miftahul huda desa Serang Cipari. (hromly-humas)

Senin, 24 Agustus 2009

Putaran Pertama, WaGub Adakan Tahrim di Baiturrohim

CILACAP. Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji didampingi Sekda HM.Muslich, S.Sos, MM, dan para Kepala Dinas instansi, Minggu malam (23/08) mengawali tarawih dan silaturahmi/tarhim di masjid Baiturrohim, desa Sikampuh Kroya.

Tarhim yang diawali dengan buka puasa bersama di kediaman Kepala Desa Sikampuh, Sudiman, diikuti oleh warga masyarakat sekitar dan santri-santri dari pondok pesantren Miftahul Jannah Sikampuh Kroya pimpinan H. Masdar.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, puasa melatih kita untuk bersikap jujur. Baik jujur kepada diri sendiri maupun jujur kepada orang lain. Dengan kejujuran tersebut, merupakan modal untuk meningkatkan kepercayaan dari orang lain.

Lebih lanjut Tatto menenkan, puasa adalah proses untuk menahan diri dari segala hawa nafsu yang dapat membatalkan atau bahkan menghilangkan pahala puasa. Oleh karena itu, diharapkan dengan puasa mampu mendidik kita menjadi manusia yang benar-benar taqwa. (hromly-humas)

Kamis, 20 Agustus 2009

Bazda CILACAP serahkan dana zakat 24 juta

CILACAP - Badan Amal Zakat, Infaq dan Sadaqoh (BAZDA) Kabupaten Cilacap pada tri wulan II tahun 2009 ini telah menyalurkan Zakat sebesar Rp. 24 juta kepada 34 orang penerima zakat. Para penerima tersebut terdiri dari 3 pondok pesantren, 20 orang tidak mampu, 4 madrasah, 5 masjid dan 2 mushola. Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Wakil Bupati Cilacap H Tato Suwarto Pamuji, Rabu (12/8) di Gedung Jala Bhumi Setda Cilacap.

Menurut Wakil ketua Bazda Kabupaten Cilacap Hasan Makarim perolehan dana zakat periode Januari hingga Juli 2009 mencapai Rp 150, 3 juta. termasuk saldo awal sebesar Rp 58,9 juta. Sedangkan untuk pengeluaran pada periode yang sama sebesar Rp 96,3 juta, dengan demikian masih terdapat saldo dana zakat sekitar Rp 54 juta.

Sementara itu dana infaq dan shodaqoh tercatat sebesar Rp 40,6 juta termasuk juga saldo awal sebesar 12,8 juta. Sedangkan pengeluaran untuk fakir miskin, bantuan sosial /keagamaan, amil dan sekretariat mencapai Rp 26,8 juta sementara saldo dana infaq yang ada sebesar Rp 13,7 juta.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Cilacap H.Tato Suwarto Pamuji menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Bazda kabupaten Cilacap yang telah berpartisipasi dan membantu pemerintah daerah dan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya kepada penerima zakat agar dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya dan diharapkan di tahun berikutnya bisa pula menjadi pemberi zakat kepoada yang lainnya.(keen-humas)

Karnaval Jalan Kaki di Cilacap di ikuti ribuan peserta

Ribuan peserta pawai jalan kaki, Rabu (19/08) ikut menyemarakan HUT ke 64 Kemerdekaan Indonesia. Peserta pawai jalan kaki dilepas oleh Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, dari depan gedung Graha Pemuda.Begitu bendera start dikibarkan Wakil Bupati, para peserta pawai jalan kaki mulai bergerak, menyusuri jalan-jalan di kota Cilacap, seperti jalan S.Parman, Suprapto, DI. Panjaitan, A. Yani. Wiratno, LE Martadinata, A.Yani dan berakhir di alun-alun Cilacap.Dalam sambutannya Wakil Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, pawai/karnaval jalan kaki diharapkan mampu menambah kemeriah dan semaraknya peringatan HUT ke 64 Republik Indonesia.Besarnya animo masyarakat untuk ikut pawai ini, menurut Tatto, mencerminkan besarnya atensi dan sikap masyarakat untuk turut ambil bagian secara pro aktif pada kegiatan yang dilaksanakan pemerintah.Lebih lanjut Wabup mengatakan, pola sikap masyarakat yang secara pro aktif tanggap dan peduli terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah, merupakan modal dasar yang kuat bagi suksesnya pelaksanaan kegiatan pembangunan.Wabup berharap, pola sikap tersebut dapat dikembangkan dan ditingkatkan lagi sebagai bagian dari pola kepribadian dan jati diri masyarakat Kabupaten Cilacap, dalam membangun masa depan yang lebih sejuk, kondusif, adil dan makmur serta sejahtera lahir dan batin. (hromly-humas)

Rabu, 19 Agustus 2009

Sejarah Kota Cilacap

Mungkin banyak orang yang belum mengetahui asal mula berdirinya kota Cilacap,meskipun itu orang Cilacap itu sendiri. Hal itu disebabkan kurang adanya rasa nasionalisme dalam diri penduduk masyarakat pada umumnya. Dibawah ini akan saya ulas kurang lebihnya awal mula kota Cilacap mulai dari masa kerajaan hingga menjadi sebuah kota.
1. Zaman Kerajaan Jawa
Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap disebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram . Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon. Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pe,abuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap". Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu : afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur. Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja. Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut :
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana kearah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu. dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada eks. Kawedanan Kroya , karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).*
Daftar Nama Bupati Cilacap s/d Tahun 2006 :
1. Bupati I R. Tumenggung Tjakra werdana II (1858-1873)
2. Bupati II R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
3. Bupati III R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
4. Bupati IV R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
5. Bupati V R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
6. Bupati VI Raden Mas Soetedjo (1950-1952)
7. Bupati VII R. Witono (1952-1954)
8. Bupati VIII Raden Mas Kodri (1954-1958)
9. Bupati IX D.A Santoso (1958-1965)
10. Bupati X Hadi Soetomo (1965-1968)
11. Bupati XI HS. Kartabrata (1968-1974)
12. Bupati XII H. RYK. Moekmin (1974-1979)
13. Bupati XIII Poedjono Pranyoto (1979-1987)
14. Bupati XIV H. Mohamad Supardi (1987-1997)
15. Bupati XV H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)
16. Bupati XVI H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002- sekarang)
(sumber : Leaflet Sejarah Kabupaten Cilacap dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Cilacap ke-150, 21 Maret 2006)